Kamis, 27 Desember 2012

u kara


U kara adalah salah satu aksara swara (huruf vokal) dalam sistem penulisan aksara Bali. U Kara termasuk kedalam aksara swalalita yaitu aksara yang digunakan untuk menulis bahasa kawi, bahasa kawi tengahan dan bahasa Sanskerta (Wayan Simpen). Jadi, U kara hanya digunakan apabila menulis bahasa non-Bali (contohnya bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno) dengan menggunakan aksara Bali, atau untuk menulis kata serapan dari bahasa non-Bali dengan menggunakan aksara Bali.
U kara tidak digunakan apabila menulis kata-kata yang memang berasal dari bahasa Bali. Contohnya antara lain kata urab, ujan. Sebagai penggantinya, dianjurkan memakai aksara Ha yang dapat dibubuhi oleh tanda suku.
Urab      =hurb/.                     tidak ditulis úrb/.
Ujan      = hujn/.                    tidak ditulis újn/.
U kara yang dibubuhi oleh tanda ulu candra dianggap aksara suci bagi Dewa Wisnu oleh penganut agama Hindu di Bali. U kara yang dibubuhi ulu candra tersebut dibaca "Ung". Kombinasi antara A kara (Ang) dengan U kara (Ung) dan Ma (Mang) menghasilkan simbol Aum atau Om, simbol yang dikeramatkan oleh umat Hindu. U-Kara tersebut dapat ditulis sebagai berikut dalam aksara Bali û,
U kara yang melambangkan bunyi panjang disebut U kara dirgha atau U kara matedung (secara harfiah, dirgha berarti panjang). Bentuknya merupakan gabungan antara tedung dengan U kara biasa.
Namun pengucapannya disamakan, seolah-olah suara panjang dan pendek tidak ada bedanya. Namun apabila menulis lontar, kidung, dan mantra-mantra, aturan mengenai suara panjang dan pendek masih tetap diperhatikan, dan pada saat itulah U kara dirgha digunakan. U- Kara Dirgha dapat dituis sebagai barikut:  úo,
A.       Penulisan U-Kara dengan Aksara Wianjana
        Yang dimaksud dengan aksara Wianjana adalah aksara yang belum bergabung dengan aksara suara seperti: k/, t/, m/,  dsb   atau dalam  aksara Bali lumbrah ditulis: k,t,m,,  
-  Contoh aksara Wianjana yang bergabung dengan aksara suara (ú):
1.      m/,           bergabung dengan ,ú,                         menjadi  mu,  contoh: mud;,  (mudah)      = murah
2.      p/,          bergabung dengan ,úo ,     menjadi p  U, contoh: pU pu,  (pupu)            = berhasil dalam panen.
Dalam contoh No. 2 aksara Wianjana yang bergabung dengan U-Kara Dirgha akan berubah penulisannya menjadi Suku llut ( U  )
-          Contoh aksara Wianjana yang bergabung dengan aksara Suara (ú) dan  bergabung dengan aksara Wianjana:
1.         t/ , bergabung dengan ,ú,  bergabung dengan m/,  ditulis tum/,    (jenis lauk di Bali)
                              Aksara-aksara seperti Á,    ÷,                         ú,    6,                                  3, berdasarkan Pesamuhan Agung Kecil Tahun 1963 di Denpasar, Aksara Suara yang berasal dari bahasa Bali lumrah penulisannya tidak lagi menggunakan aksara Swalalita sepenuhnya. Penulisannya berubah menjadi aksara Wreastra yang bergabung dengan aksara Suara  seperti: Á, menjadi h, ; ÷, menjadi hi   ; ú, menjadi hu, ; 6, menjadi eh   ; 3, menjadi eho,
-          Contoh aksara Suara yang bergabung dengan aksara Suara dan bergabung dengan aksara Wianjana:
1.      Á,   bergabung dengan ú, bergabung dengan d/ sebelum Pesamuhan Agung  ditulis Áút/, maka setelah Pasamuahan Agung ditulis hhud/,   karena aud merupakan bahasa Bali lumbrah yang berarti tarik/ditarik
            Ada pula aturan menuliskan aksara Wianjana yang bergabung dengan gempelan dan bergabung dengan U-Kara. Contoh:
1.   l/,  + Á,   + m/,  + p/ , + ú,  dapat ditulis lmæu,
B.     U-Kara dengan Pasang Aksara Sandi
            Sandi sama dengan gabungan.  Aksara Sandi yaitu aksara yang kedua disandikan berdasarkan aturan-aturannya seperti (a+a= a), (i+i= i), (u+u= u), (a+i=e), (a+u=o)
-    Contoh penulisan U-Kara dengan pasang aksara Sandi:
1.   emru, ---úpm disandikan menjadi emrUpm.
2.   dibê, --- útÓm,  disandikan menjadi dibêtÓm.
C.    Contoh Penulisan U-Kara
Dalam Aksara Bali ada yang disebut dengan Pasang Pageh yaitu Pasang aksara Bali yang memang tidak bisa dirubah kembali karena memang seperi itu kara-kata tersebut di tulis. Berikut ini merupakan penulisan U Kara dalam bahasa bali yang diserap dari bahasa Sanskerta dan bahasa Kawi dan merupakan pasang pageh Aksara Bali.
1.      Ukir           = úki(.                                          5. Uttara          = útÓr.
2.      Upacara     = úpCr.                                       6. Utpati          = útætÓi.
3.      Ujar           = új(.                                           7. Utsaha         = útuç           h.
4.      Usadha      = ú[a.                                             8. Uttama        = útÓm.


D.    Sumber-Sumber
1.      Panuntun Malajah Aksara Bali, oleh Putu Ngurah Merta, S. Pd. Dkk
2.      Petunjuk Lomba Cara Menulis Halus dengan Aksara Bali, oleh I Nengah Tinggen.
3.      Pedoman Perubahan Ejaan Bagasa Bali dengan Huruf Latin dan huruf Bali berdasarkan keputusan pesamuhan Agung tahun 1957 oleh I Nengah Tinggen.
4.      Pasang Aksara Bali oleh I Wayan Simpen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar